Para anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) hari Senin (16/5) memulai "diskusi mendalam" selama seminggu, bertujuan mencapai kesepakatan lama yang sulit dicapai dan sudah lama diusahakan, untuk mengakhiri subsidi yang menyebabkan penangkapan ikan secara berlebihan. Apabila berhasil maka kesepakatan ini siap untuk ditanda-tangani pada pertemuan tingkat menteri bulan depan. "Perundingan berada pada waktu yang sangat kritis," kata kepala WTO Ngozi Okonjo-Iweala dalam sebuah pernyataan, setelah hampir 200 kelompok lingkungan memberinya surat hari Senin, menuntut tindakan dunia yang cepat untuk memberantas praktik penangkapan ikan secara berlebihan. Selama 20 tahun terakhir, negara-negara anggota WTO membahas perlunya sebuah kesepakatan melarang subsidi yang menyumbang pada penangkapan ikan ilegal dan tidak dilengkapi aturan, serta penangkapan ikan berlebihan yang mengancam kesinambungan persediaan ikan. Sementara penangkapan ikan secara teori seharusnya dikendalikan oleh lingkungan, dan persediaan ikan yang rendah meningkatkan biaya, akibatnya subsidi dapat mempertahankan kapal-kapal nelayan yang operasinya tidak menguntungkan tetap beroperasi. Subsidi perikanan dunia diperkirakan antara $14 hingga $54 miliar per tahun, menurut WTO. Secara luas disepakati bahwa tindakan diperlukan untuk melindungi sumber daya (ikan) yang penting, yang menjadi andalan mata pencaharian bagi jutaan orang. [ps/jm]