Technology >> Voice of America


Twitter Telan ‘Pil Racun’ Demi Menolak Pengambilalihan oleh Elon Musk


Link [2022-04-16 13:13:30]



Dewan direksi Twitter pada hari Jumat (15/4) secara bulat memilih menggunakan taktik yang disebut ‘pil racun’ untuk menangkis upaya Elon Musk mengambil alih perusahaan tersebut. Dalam taktik defensif seperti itu, semua pemegang saham Twitter kecuali Musk dapat membeli lebih banyak saham dengan harga diskon. Langkah itu akan melemahkan saham Twitter Musk, yang merupakan orang terkaya di dunia, dan mencegahnya merekrut mayoritas pemegang saham yang mendukung tindakannya. Apabila kepemilikan Musk di Twitter tumbuh hingga 15% atau lebih, pil racun itu akan mulai bekerja. Musk, yang awal pekan ini mengungkapkan bahwa dirinya adalah pemegang saham individu terbesar Twitter, yaitu 9,2%, kemudian menawarkan uang lebih dari $43 miliar, atau $54,2 per lembar saham, untuk membeli seluruh perusahaan media sosial itu. Tawaran Musk menjadi premi yang substansial atas harga saham Twitter yang saat ini hanya sedikit di atas $45 per lembar saham.  Ketika ia membuat penawaran itu, Musk menyesali sikap raksasa teknologi itu dalam isu kebebasan berpendapat. “Saya percaya kebebasan berpendapat adalah mandat sosial demi terciptanya demokrasi yang berjalan baik,” kata Musk dalam pengajuan tersebut. “Saya sekarang menyadari perusahaan ini tidak akan berkembang atau melayani mandat sosial itu dalam kondisinya saat ini.” Alih-alih mengajukan pemungutan suara atas penawaran Musk kepada para pemegang saham Twitter, dewan perusahaan itu pada hari Jumat (15/4) justru mengatakan akan menawari para pemegang saham kesempatan untuk membeli lebih banyak saham dengan diskon besar, yang secara efektif melemahkan harga saham. Rencana itu “akan mengurangi kemungkinan entitas mana pun memperoleh kendali atas Twitter melalui akumulasi pasar terbuka tanpa membayar semua pemegang saham dengan premi kendali yang sesuai,” kata perusahaan itu. Rencana dewan Twitter akan berlaku selama satu tahun. Ketika desas-desus tentang langkah ‘pil racun’ beredar hari Kamis, Musk berspekulasi di akun Twitternya tentang apa yang akan terjadi. “Jika dewan Twitter saat ini mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, mereka akan melanggar kewajiban fidusia mereka,” tulisnya. “Kewajiban yang akan mereka tanggung dengan demikian akan amat sangat besar.” Analis Webush Securities, Dan Ives, mengatakan kepada New York Post bahwa langkah dewan direksi itu adalah “tindakan defensive” yang mungkin tidak akan dinilai positif oleh para pemegang saham. Sementara Edward Rock, pengajar hukum dan tata kelola perusahaan di sekolah hukum New York University, ragu apakah Musk sungguh-sungguh berniat membeli Twitter. [rd/pp]



Most Read

2024-09-19 19:00:36