Muristek
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan selain menghadapi ancaman terbesar dan kerugian terbesar, perempuan dan anak perempuan juga mengambil tindakan untuk mengatasi krisis iklim dan lingkungan. Namun sebagian besar perempuan dan anak perempuan tidak diikutsertakan di ruangan di mana keputusan itu dibuat. Guterres menyampaikan hal itu pada Senin (14/3) dalam pembukaan sesi ke-66 Komisi Status Perempuan, yang tahun ini memusatkan perhatian pada upaya mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan dalam konteks perubahan iklim, kebijakan dan program pengurangan risiko lingkungan dan bencana. Ia mengatakan “kita masih hidup dalam (situasi.red) yang merupakan perwujudan ribuan tahun dari patriarki, yang mengecualikan perempuan dan tidak mendengar suara mereka,” seraya menambahkan bahwa kita tidak dapat mewujudkan tujuan bersama tanpa kontribusi semua pihak. Guterres mencatat bahwa PBB setiap hari bekerja untuk mendukung partisipasi dan kepemipinan perempuan di setiap tahap pembangunan dan memelihara perdamaian, dan bahwa beberapa utusan khusus dan perwakilan sedang merancang dan mendukung strategi untuk proses perdamaian yang lebih inklusif. Gutteres menekankan bahwa ini bukan hanya soal keadilan. Kepemimpinan dan partisipasi perempuan yang setara sangat penting untuk menciptakan komunitas dan masyarakat yang damai dan tangguh. [em/rs]
Most Read