Novak Djokovic pada Rabu (12/1) mengakui "kesalahan" dalam surat perjalanannya dan keputusannya untuk tidak mengisolasi diri setelah dinyatakan terinfeksi virus corona. Hal tersebut diungkapkan saat ia berjuang untuk bertahan di Australia untuk tetap bisa berlaga di turnamen Grand Slam Australia Terbuka di mana ia mempunyai misi untuk meraih gelar Grand Slam ke-21. Petenis nomor satu dunia itu mengatakan timnya telah menawarkan informasi baru kepada pemerintah Australia, yang sedang mempertimbangkan apakah akan membatalkan visanya, lagi, dan mendeportasinya dari negara tersebut. "Kita hidup di masa yang penuh tantangan dalam pandemi global dan terkadang kesalahan ini bisa terjadi," kata petenis berusia 34 tahun yang tidak divaksinasi itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis saat ia berlatih di lapangan Australia Terbuka, yang dimulai Senin (9/1). Bintang Serbia itu terbang ke Melbourne seminggu lalu dan mengklaim mendapat pengecualian terkait kewajiban vaksin Australia karena hasil tes PCRnya dinyatakan positif pada 16 Desember. Agen perbatasan menolak pembebasannya dengan mengatakan alasan infeksi COVID-19 baru-baru ini tidak memenuhi syarat. Bahkan petugas tersebut merobek visanya dan menempatkannya di pusat penahanan. Namun tim hukum kuat Djokovic yang skeptis terhadap vaksin secara dramatis membatalkan keputusan visa di pengadilan pada Senin (9/1) tentang masalah prosedural yang terkait dengan wawancara petugas bandara. Kini, Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk membatalkan visa di lain waktu, karena keraguan baru muncul. 'Kesalahan Perkiraan’ Djokovic, juara Australia Terbuka sembilan kali, menggambarkan laporan tentang penampilannya pasca-infeksi di Serbia sebagai "informasi yang salah.” Sehari setelah tesnya dinyatakan positif di Serbia, Djokovic muncul di acara tenis remaja dan pada acara peluncuran perangko bergambar dirinya yang menjadi bagian dari penghormatan bagi sang petenis. Dalam kedua acara tersebut, Djokovis terlihat tampil tanpa menggunakan masker Djokovic mengaku baru menerima hasil tes PCR setelah mengikuti tenis anak. Namun dia mengakui bahwa dia juga melanjutkan wawancara dan pemotretan dengan surat kabar olahraga Prancis L'Equipe pada 18 Desember. "Saya merasa berkewajiban untuk melanjutkan dan melakukan wawancara L'Equipe karena saya tidak ingin mengecewakan wartawan tetapi memastikan saya menjaga jarak dan mengenakan masker kecuali ketika foto saya diambil," katanya. "Sebagai refleksi, ini adalah kesalahan penilaian dan saya menerima bahwa saya seharusnya menjadwal ulang komitmen ini." Pemain itu mengatakan dia juga menjalani dua tes antigen cepat, yang keduanya memberikan hasil negatif: satu pada 16 Desember ketika dia pertama kali dicurigai terinfeksi dan satu pada 17 Desember sebelum menghadiri acara tenis anak-anak. Atlet tenis itu juga mengakui kesalahan dalam pernyataan perjalanannya ke Australia, di mana sebuah kotak dicentang yang menunjukkan bahwa dia tidak, atau tidak akan, melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelum terbang ke Melbourne. Faktanya, unggahan dan laporan media sosial menunjukkan dia terbang dari Serbia ke Spanyol selama periode itu. "Ini disampaikan oleh tim pendukung saya atas nama saya," kata Djokovic. "Agen saya dengan tulus meminta maaf atas kesalahan administratif dalam mencentang kotak yang salah tentang perjalanan saya sebelumnya sebelum datang ke Australia. Ini adalah kesalahan manusia dan tentu saja tidak disengaja." Sementara itu, media Australia pada Rabu (12/1) menangkap laporan surat kabar Jerman Der Siegel yang meragukan tes positif bintang tenis itu. Der Spiegel mengatakan telah memindai kode QR pada tes PCR Serbia Djokovic, yang dikatakan memberikan hasil negatif, namun hasil yang berbeda didapatkan satu jam kemudian di mana hasil pemindaian menunjukkan hasil positif. Laporan Der Spiegel tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, dan Djokovic tidak merujuk pada masalah khusus itu pada Rabu (12/1). [ah/rs]