Setelah ditunda berapa kali, termasuk karena pandemi, drama panggung "MJ: The Musical" akhirnya digelar awal Februari di Broadway, New York. Pertunjukan "MJ: The Musical" di Broadway diinspirasikan oleh kehidupan dan karya seni mendiang Michael Jackson. Tiga aktor ditampilkan dan berperan sebagai Raja Pop itu pada titik yang berbeda dalam kehidupannya. Lagu-lagu Jackson, termasuk banyak hitsnya mewarnai pertunjukan itu dari awal hingga akhir. "MJ" ditulis oleh dramawan Lynn Nottage, yang pernah dua kali merebut penghargaan Pulitzer. Ia mengatakan, ia mempertimbangkan semua bagian dari kehidupan Jackson saat menulis, tetapi lebih fokus pada seni daripada kontroversi. "Salah satu hal yang saya lakukan sebagai seniman dalam mempertahankan kompleksitas adalah berusaha memahami bahwa kita semua sebagai individu berada di area ‘abu-abu’. Dan saya pikir, Anda tahu, menceritakan kisah tentang Michael Jackson, kita benar-benar harus merangkul kompleksitas penuh tentang siapa dia, dan itulah salah satu hal yang menurut saya menjadikannya karya seni,” jelasnya. Jackson dibebaskan dari tuduhan pelecehan anak pada tahun 2005. Seorang hakim California menolak gugatan oleh dua pria yang menuduh Jackson melecehkan mereka secara seksual ketika mereka masih anak-anak. Kedua pria itu mengungkapkan tuduhan mereka dalam film dokumenter HBO "Leaving Neverland." Putra dan putri Jackson, Prince dan Paris Jackson, hadir dalam pertunjukan perdananya 1 Februari lalu. Begitu juga beberapa teman Jackson, seperti Pendeta Al Sharpton yang berbicara tentang seperti apa penyanyi itu di balik layar. "Ia adalah orang yang sangat serius, pendiam secara pribadi. Ia memandang musiknya secara serius dan selalu berkata, 'Pendeta bagaimana hasilnya? Bagaimana pertunjukan itu?' Di setiap pertunjukan ia ingin segalanya sempurna. Ia perfeksionis. Ia selalu ingin menyenangkan penonton. Orangnya sangat pendiam dan bangga akan dirinya," kata Sharpton. Sutradara Spike Lee, yang juga hadir menonton, tidak segan-segan berbicara tentang masa lalu pribadi Jackson yang rumit, tetapi mengatakan bahwa bukan haknya untuk memberitahu orang-orang tentang apa yang harus diingat mengenai Jackson. "Itu adalah pilihan individu setiap orang. Anda tahu, saya tidak akan mengatakan Anda tidak boleh melihat orang itu, atau orang ini. Setiap orang membuat pilihan pribadi mereka sendiri berdasarkan etika, moral, atau apa pun itu. Dengan kehadiran saya di sini, pada malam ini, Anda tahu di mana saya berada,” jelasnya. Christopher Wheeldon, yang pernah meraih penghargaan Tony, menjadi sutradara sekaligus koreografer pertunjukan itu. [ab/uh]