Mobil pemadam kebakaran Rakibul Hasan Bappy adalah yang pertama tiba di depot peti kemas yang terbakar di Bangladesh. Setelah ledakan dahsyat, semua orang dari 15 anggota krunya sekarang tewas, hilang atau terluka. Pria berusia 22 tahun yang bergabung dengan dinas pemadam kebakaran tiga tahun lalu itu telah diperintahkan untuk menambah tekanan air beberapa saat sebelum ledakan besar menerangi langit malam sejauh bermil-mil. Dia melangkah pergi ke truk pemadam kebakarannya, dan ketika kembali dia dihadapkan dengan pembantaian dan mayat teman-temannya yang bergelimpangan. “Saya tidak akan pernah melupakan ini sampai kematian saya,” kata Bappy kepada AFP. Dia gemetar saat mengingat adegan ledakan dahsyat akhir pekan lalu. “Semua rekan-rekan itu, pergi di depan mata saya. Kami bersemangat untuk bekerja, tetapi ketika saya melihat mereka tewas, saya tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.” “Tuhan telah memberi saya kehidupan kedua,” tambahnya. “Saya tidak percaya saya masih hidup.” Petugas pemadam kebakaran di Bangladesh memiliki perlengkapan yang buruk dan gaji yang rendah, gaji mulai dari $200 per bulan, dibandingkan dengan beberapa pekerja swasta atau tentara, yang dapat dikirim dalam misi penjaga perdamaian PBB yang dibayar lebih tinggi. Tetapi bagi keluarga pedesaan, bekerja sebagai pegawai negeri adalah tiket sekali jalan keluar dari kemiskinan, yang memberikan jaminan kenaikan gaji dan pensiun yang stabil dan teratur bagi karyawan dan pasangan mereka. Puluhan ribu orang mendaftar setiap tahun untuk tes menjadi anggota pemadam kebakaran dan Bappy, satu-satunya anak dari keluarga petani di distrik utara pedesaan Mymensingh, mengira dia adalah pria yang “paling beruntung” di desanya ketika dia diterima untuk pekerjaan itu. “Bagi orang tua saya dan saya, itu adalah momen paling membanggakan,” katanya. ‘Saya merasa bangga karena saya tahu saya bisa mengabdi pada negara.” Ditugaskan ke Kumira, di Chittagong, dia berteman dengan sesama anggota baru Mohammad Rana Mia dan Moniruzzaman. Keduanya tewas pada akhir pekan lalu, tubuh mereka terkoyak oleh ledakan. “Mereka adalah sahabat saya, dan kami lebih dari keluarga,” kata Bappy. “Kami bekerja dengan menghabiskan banyak malam bersama. Mereka juga dari latar belakang yang sama dengan saya. Saya tahu betapa menghancurkan kematian mereka bagi keluarga mereka yang miskin.” Kumira hanya berjarak delapan kilometer dari Depo Peti Kemas B.M di Sitakunda, tempat kebakaran terjadi pada Sabtu malam. Pihak berwenang menuduh operator fasilitas itu tidak memberi tahu petugas pemadam kebakaran bahwa hidrogen peroksida yang mudah menguap disimpan di lokasi itu dan ketika mereka tanpa sadar menyiramnya dengan air, bahan kimia tersebut meledak. Lima teman Bappy, dari satu unit, telah dipastikan tewas, dua hilang dan dikhawatirkan tewas, dan tujuh lainnya luka parah, dan diterbangkan dengan helikopter militer ke rumah sakit terbaik di Bangladesh untuk korban luka bakar. [lt/uh]