Sebuah panel yang didukung PBB, Senin (4/4), akan merilis laporan ilmiah yang sangat dinanti-nantikan tentang upaya internasional untuk mengekang perubahan iklim sebelum suhu global mencapai tingkat yang berbahaya. Laporan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim dianggap sebagai penilaian paling otoritatif tentang keadaan pemanasan global, dampaknya, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya. Negosiasi antara para perwakilan pemerintah dan ilmuwan untuk menyelesaikan laporan itu berlarut-larut hingga Minggu malam atau melewati tenggat waktu semula, sehingga menunda perilisannya selama beberapa jam. Pemerintah sepakat dalam Perjanjian Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celsius abad ini. Tetapi dengan suhu yang kini sudah 1,1 derajat Celsius lebih tinggi, banyak ahli mengatakan target itu hanya mungkin dicapai dengan pengurangan drastis emisi gas rumah kaca. Titik batas pengumpulan data dalam laporan itu adalah musim gugur yang lalu, yang berarti bahwa dampak perang di Ukraina tidak dimasukkan oleh para penulis. Rouven Stubbe, analis di konsultan Berlin Economics yang tidak terlibat dalam laporan tersebut, mengatakan ada risiko bahwa gejolak geopolitik dan ekonomi yang disebabkan oleh konflik itu dapat mengganggu upaya untuk mengurangi emisi. “Saya pikir hal yang sulit adalah bahwa secara politik kita bisa harus bisa mempertahankan upaya ini,” katanya. “Terutama sekarang dengan harga energi yang tinggi, sudah ada suara-suara yang mengatakan kita harus melonggarkan sistem perdagangan emisi Eropa yang menuntut perusahaan-perusahaan menghindari bentuk-bentuk energi yang sangat mencemari.” [ab/uh]