Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken hari Minggu (34) mengutuk keras Rusia, menuduh negara itu telah melakukan kekejian perang di Ukraina seiring beredarnya video yang menunjukkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan, ditinggalkan bagai sampah di kota Bucha, di pinggiran ibu kota Ukraina, setelah pasukan Rusia meninggalkan daerah itu. "Kami merasa sangat emosional," ujar Blinken dalam acara “State of the Union” di stasiun televisi CNN. “Kita tidak bisa menumpulkan rasa melihat hal ini. Kita tidak bisa menganggap hal ini normal,” tandasnya. Blinken mengatakan Amerika akan “berusaha keras mendokumentasikan” kejahatan perang Rusia di seluruh Ukraina, bahkan ketika Ukraina mengklaim telah merebut kembali kendali atas wilayah di utara dan tengah di sekitar ibu kota Kyiv. Pasukan Rusia telah mundur dari Kyiv guna memusatkan serangan-serangan baru di kota-kota di bagian selatan, di sepanjang Laut Hitam; dan juga di wilayah Donbas, yang diperebutkan di bagian timur Ukraina. Merujuk pada mayat-mayat yang ditemukan di jalan-jalan, dalam acara “Face the Nation” di stasiun televisi CBS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan “memang ini adalah genosida.” Ia menggarisbawahi bahwa Ukraina “sedang dihancurkan dan dimusnahkan” oleh pasukan Rusia. Secara terpisah Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada CNN “ini adalah kebrutalan terhadap warga sipil yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam beberapa dekade” di Eropa. Ditegaskannya, “merupakan tanggung jawab Presiden Putin untuk mengakhiri perang.” Sekjen PBB Antonio Guterres mencuit di Twitter, “Saya sangat terkejut dengan foto-foto warga sipil yang terbunuh di Bucha, Ukraina. Merupakan hal sangat esensial untuk melakukan penyelidikan independen yang mengarah pada akuntabilitas yang efektif.” Seruan dilakukannya penyelidikan independen juga digaungkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. “Pelaku kejahatan perang akan dimintai pertanggungjawaban,” tegasnya. Rusia Bantah Bunuh Warga Sipil Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam pernyataan Minggu (3/4) bahwa mereka tidak membunuh warga sipil di Bucha, dan mengklaim bahwa rekaman video dan foto-foto yang menunjukkan mayat warga itu adalah “provokasi lain” oleh Barat. Rusia meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan pada Senin (4/4) untuk membahas aksi-aksi "para radikal Ukraina" di Bucha. Blinken dan Stoltenberg sama-sama menyuarakan skeptimisme mereka tentang implikasi langsung dari mundurnya pasukan militer Rusia dari pertempuran di dekat Kyiv, yang pernah dianggap Moskow dapat dilumpuhkan dalam beberapa hari setelah melancarkan invasi pada 24 Februari lalu di bagian timur Ukraina, disusul pemboman banyak target lewat udara. [em/jm/vm]