Muristek
Kuwait Airways, Senin (21/2), mengumumkan perluasan kesepakatan senilai $6 miliar dengan Airbus menjadi 31 pesawat, mengubah kesepakatan yang dicapai pada 2014. Kesepakatan itu dibuat setelah apa yang disebut maskapai itu perundingan yang seringkali "panas" menyusul penyelidikan atas tuduhan suap seputar pesanan awal. "Kami telah berhasil menyepakati restrukturisasi monumental yang akan memposisikan Kuwait Airways jauh lebih kuat untuk sukses selama 15 tahun ke depan," kata pimpinan perusahaan penerbangan itu, Ali Al-Dukhan dalam konferensi pers. Perjanjian baru, yang menambah tiga pesawat baru pada 28 pesanan sebelumnya, termasuk sembilan Airbus A320neo, enam A321neo, tiga A321neoLR, empat A330-800neo, tujuh A330-900neo dan dua A350-900. Al-Dukhan mengatakan kesepakatan ulang itu bertujuan untuk memberi maskapai itu fleksibilitas yang lebih besar setelah industri perjalanan diguncang oleh pandemi virus corona. "Meskipun sudah dilakukan koreksi pada 2018, kesepakatan itu membutuhkan koreksi lebih jauh agar sesuai dengan masa depan Kuwait Airways, terutama dengan kebutuhan transisi dan supaya lebih fleksibel dalam industri penerbangan pasca-Covid," katanya. Dukhan kepada kantor berita AFP mengatakan Kuwait Airways sejauh ini, telah menerima delapan pesawat dan mengharapkan dua lagi menjelang akhir tahun ini, sebagian besar pesawat pesanan itu akan tiba pada tahun 2026. "Perjanjian ini akan memberi kami fleksibilitas lebih besar untuk memperluas ke lebih banyak tujuan penerbangan," katanya, seraya menambahkan bahwa maskapai itu ingin memperluas dari 57 tujuan menjadi 100 tujuan langsung dalam dua tahun ke depan. [my/jm]
Most Read