Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Rabu (16/3), menjawab permintaan bantuan Ukraina dengan paket bantuan bernilai $800 juta, yang mencakup berbagai senjata dan perlengkapan pertahanan. Namun hal ini tidak mencakup penetapan zona larangan terbang yang diinginkan Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk menangkis serangan udara Rusia. “Bantuan ini menjadikan total bantuan keamanan baru Amerika ke Ukraina menjadi $1 miliar, hanya pada minggu ini saja,” ujar Biden. Ia menambahkan, “paket baru ini akan memberi bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina. Hal ini mencakup 800 sistem antipesawat untuk memastikan agar militer Ukraina dapat menghentikan serangan pesawat dan helikopter terhadap rakyat mereka dan sekaligus mempertahankan wilayah udara Ukraina.” Selain 800 sistem antipesawat Stinger yang disebut oleh Biden, paket tersebut juga mencakup 2.000 Javelin rudal antitank portabel, 1.000 piranti antisenjata ringan, 6.000 sistem antisenjata AT4, ratusan peluncur granat, senapan dan senapan mesin, ribuan senjata berukuran kecil dan besar, lebih dari 20 juta butir amunisi dan puluhan ribu set pelindung tubuh dan helm. Pidato di Kongres AS, Zelenskyy Bangkitkan Kenangan Pahit di AS Paket bantuan Amerika yang baru itu diberikan setelah permohonan berapi-api yang disampaikan Zelenskyy di hadapan Kongres Amerika pada Rabu (16/3) pagi, memohon agar Amerika berbuat lebih banyak untuk melindungi negaranya di tengah serangan pasukan Rusia yang sudah berlangsung selama tiga minggu. Dalam pidatonya Zelenskyy membangkitkan beberapa trauma terburuk dalam sejarah Amerika untuk meminta Kongres dan pemerintahan Biden memberikan lebih banyak bantuan militer, serta memberlakukan zona larangan terbang di atas kota-kota Ukraina yang kini terkepung. “Saat ini nasib negara kami sedang di ujung tanduk,” ujar Zelenskyy secara virtual di hadapan anggota Kongres, dalam pidato yang membangkitkan kenangan pedih atas serangan Jepang tahun 1941 di Pearl Harbor, yang mendorong Amerika memasuki Perang Dunia Kedua; serta serangan teror 11 September 2001 yang membuat Amerika melancarkan perang global melawan teror selama dua dekade. Zelenskyy Tetap Memohon Penetapan Zona Larangan Terbang Zelenskyy, 44, yang merupakan seorang aktor sebelum menjadi presiden, menyampaikan sebagian pidatonya dalam bahasa Inggris itu. Dalam pidatonya, ia juga menyentuh hal dari sejarah Amerika yang lebih menginspirasi, termasuk kata-kata pemimpin hak-hak sipil terkemuka Martin Luther King Jr. “Saya harus melindungi langit Ukraina,” ujar Zelenskyy. “Saya membutuhkan keputusan, bantuan, yang memiliki arti yang sama, perasaan yang sama, ketika mendengar kata 'I have a dream,'” ujarnya merujuk pada kalimat popular yang disampaikan oleh Luther King Jr. Ia menggarisbawahi kembali permohonannya untuk penetapan zona larangan terbang, permintaan yang menurut Gedung Putih akan menempatkan Amerika dalam konfrontasi langsung dengan Rusia. Sebaliknya Amerika mendorong apa yang dikatakan para pejabat sebagai sanksi keras dan efektif terhadap Rusia, terutama pada para elite kaya yang mengelilingi Putin. Pejabat Keuangan Langsungkan Pertemuan Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen dan Jaksa Agung Merrick Garland, pada Rabu (16/3), melangsungkan pertemuan virtual dengan pejabat-pejabat dari Australia, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Inggris dan Komisi Eropa untuk meluncurkan “Satuan Tugas Multilateral terhadap Oligarki, Proksi dan Elite Rusia.” Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak terpengaruh dengan hal itu, dan pada hari yang sama mengatakan kepada media Rusia bahwa ia akan melanjutkan apa yang disebutnya sebagai “operasi khusus” di Ukraina. “Barat berusaha meyakinkan warganya bahwa kesulitan yang mereka hadapai adalah akibat dari tindakan Rusia, tetapi ini bohong,” ujar Putin sebagaimana dilaporkan media Rusia. Dalam pertemuan tingkat menteri di Brussels, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sepakat bahwa aliansi itu harus terus menyediakan dukungan signifikan pada Ukraina, termasuk pasokan militer, bantuan keuangan dan kemanusiaan. Tetapi ia juga menyerukan pada Rusia untuk berhenti menyerang Ukraina. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Llyod Austin menyoroti dukungan bagi kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri serta komitmen Amerika membantu sekutu NATO yang diserang. “Saya pikir kehadiran kami di sini mengirim sinyal pada dunia bahwa kami tetap bersatu mendukung Ukraina, dan kami mengutuk invasi Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan ke Ukraina,” ujar Austin. Ukraina Ingin Jadi Anggota NATO, Rusia Keberatan Rusia telah menyampaikan keberatan dengan kehadiran NATO di dekat perbatasannya dan mencari jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO. NATO menegaskan bahwa negara-negara bebas untuk membuat keputusan sendiri tentang hubungan keamanan yang diperlukan. Meskipun Ukraina bukan bagian dari NATO, tujuh negara NATO berbagi perbatasan dengan Rusia, Ukraina, dan Belarus, yang merupakan sekutu Rusia, dan kedekatan itu telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas. Stoltenberg, pada Rabu (16/3), mengatakan terdapat 100.000 tentara Amerika di Eropa dan 40.000 lainnya di bawah komando langsung NATO, serta ratusan ribu lainnya yang berada dalam siaga tinggi di negara-negara NATO. Biden akan bergabung dengan para pemimpin NATO lainnya di Brussels minggu depan untuk mengikuti pertemuan puncak pada 24 Maret, menandai satu bulan sejak Rusia memulai invasi ke Ukraina setelah selama berbulan-bulan menyangkal berencana melakukan tindakan itu. [em/lt]