Keberhasilan kontingen Indonesia dalam mencapai target pada ajang SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam, didorong oleh perubahan strategi yang dilakukan oleh pemerintah dengan hanya mengirim sejumlah atlet yang dinilai berpotensi meraih medali. Walaupun metode tersebut sebelumnya sempat mendapat protes dari kalangan atlet dan federasi olahraga karena dinilai tidak memberi kesempatan bertanding bagi atlet muda, namun nyatanya hal itu berhasil memperbaiki catatan prestasi tim nasional Indonesia di ajang dua tahunan tersebut. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengungkapkan bahwa pemerintah khususnya Kemenpora telah mengubah strategi untuk mengikuti pesta olahraga internasional tersebut yakni dengan mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas dalam hal penyeleksian atlet yang yang dikirim ke ajang olahraga internasional. “Pada SEA Games ke-31 ini kita ubah. Kita berorientasi pada kualitas yaitu hanya atlet yang benar-benar bisa diprediksikan dapat menyumbangkan medali yang dikirim, serta yang dipersiapkan untuk bisa mengikuti jenjang multievent yang tingkatannya lebih tinggi dan kompetitif yaitu Asian Games dan Olimpiade,” ungkap Zainudin dalam acara penyerahan bonus bagi kontingen Indonesia yang berlaga SEA Games Vietnam di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (13/6). Strategi tersebut, ujar Zainuddin, merupakan penerapan implementasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Ia juga menyatakan bahwa perubahan tersebut merupakan jawaban atas arahan Presiden Joko Widodo kepada Kemenpora dan seluruh pemangku kepentingan di sektor olahraga nasional untuk melakukan evaluasi total terhadap ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional. Senada dengan Zainudin, Presiden Jokowi menilai bahwa perubahan strategi tersebut telah membuahkan hasil yang membanggakan. Dari total 499 atlet yang dikirim ke ajang dua tahunan tersebut, sebanyak 408 di antaranya berhasil membawa pulang medali. “Sekali lagi dari 499 atlet, 408 memperoleh medali artinya 82 persen atlet yang kita kirimkan membawa medali pulang ke Tanah Air. Betul yang disampaikan oleh Menpora tadi, membangun ekosistem yang baik itulah yang akan memberikan hasil, kerjanya juga fokus, kirim tidak usah banyak-banyak sampai 840 pada tahun sebelumnya. Tapi hasilnya meningkat,” ungkap Jokowi. Peningkatan prestasi pada SEA Games Vietnam bulan lalu memperbaiki catatan Indonesia dalam ajang tersebut. Sebelumnya, kontingen merah putih berada pada posisi kelima pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, dan naik satu tingkat ke posisi empat pada SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Menurut Zainudin, data menunjukkan perolehan medali kontingen Indonesia pada ajang olahraga dua tahunan tersebut meningkat 20,56 persen menjadi 80,96 persen bila dibandingkan dengan peraihan medali di ajang SEA Games ke-30 di Filipina lalu yang hanya 60,40 persen. Indonesia membawa pulang 69 emas, 91 perak dan 81 perunggu pada SEA Games Vietnam. “Berdasarkan catatan tersebut di atas maka kita akan konsisten untuk menerapkan cara penyeleksian sebagaimana yang telah dilakukan pada SEA Games ke-31 ini berdasarkan panduan desain besar olahraga nasional (DBON) yang dipayungi Perpres no 86 tahun 2021, yakni berdasarkan rekomendasi dari tim review,” pungkasnya. Bonus Sebagai Apresiasi Sebagai bentuk apresiasi kepada para atlet, pelatih, dan asisten pelatih, pemerintah pun membagikan bonus dengan harapan dapat menumbuhkan motivasi para atlet dan tim untuk dapat meningkatkan prestasI di masa depan. “Hari ini akan kita serahkan, kita berikan bonus penghargaan kepada para atlet, pelatih dan asisten pelatih. Kepada para atlet kita berikan kurang lebih Rp130,5 miliar, kemudian untuk pelatih dan asisten pelatih Rp32 miliar, sebuah angka yang juga tidak sedikit,” tutur Jokowi. Atlet peraih medali emas perorangan diganjar dengan bonus sebesar Rp500 juta. Sementara untuk peraih emas di kategori ganda dan beregu, masing masing atlet mendapat guyuran bonus sebesar Rp400 juta dan Rp350 juta. [gi/rs]