Arts / Culture >> Voice of America


Komposer AS Tawarkan Pertukaran Balik Budaya dengan Gamelan Buatan AS


Link [2022-03-17 08:53:30]



Pertukaran budaya sudah mengakar dalam diplomasi antar negara, termasuk AS-Indonesia. Seiring waktu pertukaran ini berkembang luas dan melahirkan ide, kolaborasi dan inovasi baru. Perjalanan panjang gamelan Indonesia, khususnya gamelan Bali yang sudah dikenal di AS  sejak ratusan tahun, kini mencapai titik di mana gamelan ini sudah sepenuhnya bisa dibuat dan dipertunjukkan di Amerika, untuk kemudian diperkenalkan kembali ke Indonesia.      Brian Baumbusch adalah seorang dosen musik UC Santa Cruz, komposer dan musisi di Alameda, California, yang mulai tertarik dengan gamelan Bali saat remaja. Ia telah menghasilkan karya musik kontemporer yang memadukan gamelan dan instrumen barat bersama kelompok JACK Quartet and the Lightbulb Ensemble.   Brian memutuskan membuat gamelan versi AS ketika ia mendalami konsep penyetelan suara pada instrumen atau tuning gamelan.  “Sulit untuk mencari orang yang kita kenal dan mengizinkan saya menyetel kembali peralatan gamelan mereka, karena peralatan itu sangat berharga dan tidak ingin orang yang tidak benar-benar mereka kenal dan tidak yakin dengan yang dilakukan, mengasah alat perunggu itu melakukan eksperimen sistem penyetelan, atau tuning,” jelasnya.  Keterlibatan Brian dengan para musisi dan komposer di Bali juga menjadi alasan lain yang menyemangatinya meneruskan interaksi budaya dalam musik. Setelah 10 tahun membuat gamelan di AS, ia membawa set perangkat gamelan ini dan memperkenalkannya kepada para musisi di Bali.  “Saya mengirim instrumen-instrumen itu ke Bali secara permanen dengan gagasan bahwa selama satu atau dua dekade mendatang kita bisa terus mengembangkan musik, jenis musik baru, dan praktik pertunjukan baru,” imbuh Brian.  Putu Septa, pemimpin gamelan Nata Swara di Ubud yang bereksperimen bersama kelompoknya menggunakan gamelan buatan AS ini.  “Bagi saya sangat menarik juga antara tradisi dan yang baru bisa saling bersinergi. Gamelan ini sangat flexible banyak kemungkinan yang bisa dibuat melalui kreativitas-kreativitas para komposer yang nantinya mau menggunakan gamelan ini sebagai media ungkap,” komentarnya.  Gamelan Nata Swara telah memainkan gamelan ini dan karya Brian Baumbusch “Prism for Gene Davis-#9” di Bali (27/2/2022). Karya musik berdurasi 25 menit tersebut akan di rilis oleh New World Records, perusahaan rekaman yang berbasis di New York pada tahun 2023. Dewa Putu Berata,  komposer gamelan Bali yang mengajar di University of California, Berkeley adalah seorang seniman Bali yang terkenal di AS. Ia memimpin kelompok gamelan Cundamani yang berbasis di Ubud dan tokoh Gamelan Sekar Jaya di San Fransisco. Ia menghargai upaya Brian.  “Kalau memang ia seorang yang serius mengembangkan, mencintai gamelan Bali itu, kalau saya memang mereka harus ke Bali untuk merasakan kehidupan musik yang sebenarnya," jelasnya. Tidak seperti gamelan yang dibuat di Bali, perangkat gamelan buatan AS ini tampak sederhana,  tanpa ukiran, dan simbol-simbol, dan dengan mudah bisa di kemas. Brian mengatakan tidak menggunakan simbol-simbol tradisional adalah salah satu upayanya menghargai kesakralan gamelan terkait penggunaannya dalam konteks modern dan lebih luas.  Andy McGraw, asisten professor jurusan music Universitas Richmond dalam buku karangannya, “Radical Traditions: Reimagining Culture in Balinese Contemporary Music” menyebut “Gamelan pertama kali dipentaskan di Amerika di Chicago di paviliun East Indies pada acara  World's Columbian Exposition pada tahun 1893”.  Saat ini di AS diperkirakan terdapat lebih dari 150 kelompok gamelan Bali yang tersebar di hampir sebagian besar negara bagian dan dipelajari oleh universitas-universitas  terkemuka di AS. [my/em]



Most Read

2024-11-05 07:12:04