Sebuah truk dengan 29 orang di dalamnya menabrak tebing dan terbalik di dekat tambang emas ilegal di provinsi Papua Barat, Rabu (13/4). Polisi mengatakan, kecelakaan itu menewaskan 17 orang dan mencederai beberapa lainnya. Truk yang mengangkut beberapa penambang dan keluarga mereka itu tengah bergerak menuju ibu kota provinsi Papua Barat, Manokwari, untuk merayakan Paskah. Mereka sedang dalam perjalanan dari area pertambangan di desa Minyambou di distrik Gunung Arfak ketika menabrak tebing sebelum fajar, kata Kapolres Manokwari AKBP Parisian Herman Gultom. Sejumlah korban selamat mengatakan mesin truk itu tampaknya kehilangan tenaga saat mendaki bukit dan berguling ke belakang sebelum menabrak tebing, menewaskan 13 orang seketika, termasuk seorang anak dan pengemudi. Enam belas orang lainnya dibawa ke dua rumah sakit, beberapa dalam kondisi kritis, dan empat meninggal saat dalam perawatan. Laporan-laporan televisi mengungkapkan tim penyelamat dari badan pencarian dan penyelamatan setempat menggunakan tangan kosong untuk mencari para korban dan kesulitan mengangkut kantong-kantong mayat para korban di medan yang sangat terjal itu. Penambangan ilegal biasa terjadi di Indonesia dan menjadi mata pencaharian yang lemah bagi ribuan orang. Para penambang kerap menghadapi risiko mengalami cedera serius atau kematian. Tanah longsor, banjir dan runtuhnya terowongan tambang hanyalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang itu. Sebagian besar pengolahan bijih emas juga melibatkan merkuri dan sianida yang sangat beracun. Para pekerja sering menggunakan peralatan sederhana untuk melindungi diri dari bahan berbahaya itu. Kecelakaan besar terkait pertambangan di Indonesia terjadi pada Februari 2019 ketika sebuah struktur kayu darurat di sebuah tambang emas ilegal di provinsi Sulawesi Utara runtuh karena tanah yang bergeser dan banyaknya lubang penambangan. Lebih dari 40 orang tewas terkubur di lubang tambang itu. [ab/lt]