Rombongan delegasi pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengunjungi Venezuela pada Sabtu (5/3) untuk berbicara dengan anggota pemerintahan Presiden Nicolas Maduro guna menjajaki kemungkinan penghapusan sanksi AS terhadap negara produsen minyak besar itu, demikian menurut sumber-sumber yang ikut dalam perundingan tersebut. Sumber itu mengatakan, pembicaraan dengan sekutu Vladimir Putin yang paling kuat di belahan bumi barat itu, sudah diusahakan di belakang layar selama berbulan-bulan. Pemerintahan Biden mempertimbangkan pencabutan sanksi sebagai unsur tawar menawar bagi pembebasan warga AS yang ditahan di Venezuela. Tetapi pembicaraan ini menjadi semakin mendesak akibat invasi Rusia ke Ukraina. Ketika mantan presiden Donald Trump masih berkuasa, AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Venezuela pada 2019, setelah AS memberi pengakuan kepada pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden yang sah negara itu, dan menuduh Maduro melakukan pemilihan secara curang. Pemerintahan Trump juga memblokir semua pendapatan AS dari perusahaan minyak nasional Venezuela. Wall Street Journal melaporkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir beberapa investor AS menyerukan kepada pemerintahan Biden untuk mencabut sanksi terhadap Venezuela sehingga negara itu bisa mengirim lebih banyak minyak mentah ke pasar. Hal itu akan bisa mengisi kesenjangan yang terjadi seandainya negara-negara Barat memutuskan untuk memberlakukan boikot terhadap minyak dari Rusia. Chevron juga melobi pemerintahan Biden untuk menyederhanakan penerbitan lisensi untuk menerima dan memperdagangkan minyak di Venezuela. Sumber itu mengatakan, delegasi AS yang berkunjung ke Venezuela itu dipimpin oleh Juan Gonzalez, direktur senior untuk Dewan Keamanan Nasional untuk urusan Hemisfer Barat; James Story, duta besar untuk Venezuela; dan Roger Carstens, utusan kepresidenan khusus untuk masalah sandera. Carstens adalah diplomat top AS di Karakas ketika pemerintahan Trump memutuskan hubungan diplomatik dengan Maduro pada 2019. Carstens sebelumnya sudah melakukan perjalanan ke Caracas pada Desember lalu, dan bertemu dengan sejumlah warga Amerika yang ditahan di Venezuela. Mereka diantaranya adalah enam eksekutif perusahaan minyak dari Citgo yang berbasis di Houston, mantan marinir AS Matthew Heath, dan dua mantan pasukan Baret Hijau (Green Beret) yang ditangkap sehubungan serangan yang gagal dan ditujukan untuk menggulingkan Maduro di mana serangan tersebut dipersiapkan dari Kolombia, tetangga Venezuela. Pertemuan itu dilangsungkan di penjara Venezuela. Gedung Putih, Departemen Luar Negeri AS, dan Kementerian Penerangan Venezuela tidak memberi komentar seputar pembicaraan yang berlangsung. Tetapi Reuters melaporkan, hanya sedikit kemajuan yang dicapai karena kedua pihak membuat tuntutan yang “maksimal,” dan ini mencerminkan ketegangan yang sudah lama antara kekuatan utama Hemisfer Barat dan salah satu musuh ideologinya yang terbesar. [jm/em]