Politics >> Voice of America


Gedung Putih: Rusia Bisa Invasi Ukraina Sebelum Olimpiade Berakhir


Link [2022-02-12 09:14:08]



Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai "selama Olimpiade." Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat (11/2), Sullivan mengatakan "kita berada dalam kurun di mana invasi bisa dimulai kapan saja jika (Presiden Rusia) Vladimir Putin memutuskan untuk memerintahkannya." Menurut banyak analis, Rusia tidak mungkin melakukan invasi sebelum Olimpiade Musim Dingin di China berakhir 20 Februari. Rusia kini memiliki pasukan yang cukup di perbatasan Ukraina untuk melakukan operasi besar militer, kata Sullivan, dan Rusia bisa merebut "wilayah penting" di Ukraina, termasuk Ibu Kota, Kyiv, dalam satu serangan. Dia mendesak warga Amerika di Ukraina agar keluar dalam 24-48 jam ini. Ia mengatakan invasi Rusia mungkin dimulai dengan serangan udara yang akan mempersulit keluarnya warga Amerika. Juga pada Jumat (11/2), Presiden Joe Biden hadir dalam telepon video dengan para pemimpin dunia untuk membahas Ukraina. Selain Biden, hadir pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Rumania, Inggris, NATO, Uni Eropa, dan Dewan Eropa. "Para pemimpin sepakat akan pentingnya upaya terkoordinasi guna mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina, termasuk kesiapan mereka untuk menerapkan konsekuensi besar dan biaya ekonomi yang parah pada Rusia jika memilih eskalasi militer," menurut pernyataan Gedung Putih. Seorang pejabat senior pertahanan Amerika mengatakan kepada wartawan bahwa Biden telah memerintahkan tambahan 3.000 tentara ke Polandia selain 1.700 yang sudah menuju ke sana. Pentagon mengatakan pasukan dikerahkan untuk meyakinkan sekutu NATO dan mencegah potensi agresi terhadap sayap timur NATO. Berbicara pada Jumat (11/2) dengan beberapa rekannya dari negara-negara NATO, Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin mengatakan Amerika tetap "bersatu dengan sekutu NATO untuk mencegah dan mempertahankan diri dari agresi apa pun," menurut pernyataan Pentagon. Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Jumat (11/2) "untuk menegaskan kembali dukungan kuat Amerika bagi Ukraina." Komentar Amerika itu menyebabkan penurunan terbesar nilai mata uang Rusia dalam hampir dua tahun. Nilai rubel turun 2,8% terhadap dolar pada Jumat. [ka/pp]



Most Read

2024-09-20 18:49:29