Perusahaan telekomunikasi yang berbasis di AS AT&T dan Verizon akan menunda peluncuran layanan nirkabel baru di sekitar bandara-bandara utama setelah sejumlah maskapai terbesar di Amerika mengatakan layanan tersebut dapat mengganggu teknologi pesawat dan gangguan pada penerbangan secara besar-besaran. Keputusan perusahaan telekomunikasi itu diumumkan hari Selasa (18/1) ketika pemerintahan Biden berupaya menengahi tercapainya kesepakatan antara perusahaan telekomunikasi dan maskapai penerbangan terkait peluncuran layanan 5G baru, yang dijadwalkan pada hari Rabu (19/1). Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengemukakan, “Fokus selama kurang dari 24 jam ke depan adalah mengupayakan solusi untuk meminimalkan gangguan terhadap perjalanan para penumpang, operasi kargo, dan pemulihan ekonomi. Itu sangat penting bagi kesepakatan yang dapat dicapai sekaligus memastikan lebih banyak pesawat terbang yang beroperasi.” Maskapai menginginkan pelarangan layanan baru itu dalam jarak tiga kilometer dari landasan pacu bandara, dengan mengklaim 56 jaringan dapat mengganggu perangkat yang digunakan pilot dalam melakukan pendaratan ketika jarak pandang buruk. AT&T dan Verizon menyatakan peralatan yang digunakan tidak akan mengganggu perlengkapan elektronik pesawat, dan teknologi itu juga digunakan dengan aman di banyak negara lain. Presiden AS Joe Biden mengatakan perjanjian oleh AT&T dan Verizon “akan menghindari potensi gangguan yang merusak perjalanan penumpang, operasi kargo, dan pemulihan ekonomi, sementara memungkinkan lebih dari 90% pendirian menara nirkabel terlaksana sesuai jadwal.” Dia mengatakan pemerintah akan terus bekerja dengan kedua belah pihak untuk mencapai solusi permanen di sekitar bandara-bandara utama. [mg/lt]