Sport >> Voice of America


Eks Pesepakbola Platini dan Presiden FIFA Blatter Hadapi Pengadilan Korupsi Swiss


Link [2022-06-11 15:32:16]



Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden asosiasi sepak bola Eropa (UEFA) Michel Platini dijadwalkan hadir di pengadilan Swiss pada Rabu (8/6). Mereka menghadapi tuduhan korupsi yang memicu kejatuhan mereka dari posisi puncak di organisasi sepak bola dunia.  Jaksa Swiss menuduh pasangan itu, yang pernah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam permainan, secara tidak sah mengatur pembayaran sebesar dua juta franc Swiss ($2,08 juta) pada 2011 dari FIFA ke Platini. Kasus itu membuat Blatter mengakhiri 17 tahun masa pemerintahannya sebagai presiden FIFA dalam aib. Tuduhan itu juga menghancurkan harapan mantan gelandang Prancis Platini untuk menggantikannya.  Kasus tersebut adalah salah satu dari 25 investigasi yang dilakukan Kantor Kejaksaan Agung Swiss (OAG) terhadap korupsi dalam sepak bola, dengan sekitar 12 kasus lainnya masih tertunda.  Setelah penyelidikan yang memakan waktu enam tahun, Kantor Kejaksaan Agung Swiss menuduh Blatter, 86, dengan kasus "penipuan yang melibatkan penyalahgunaan wewenang dan salah urus serta pemalsuan dokumen.” Platini, 66, dituduh melakukan penipuan, penyelewengan, berpartisipasi dalam salah urus kriminal sebagai kaki tangan, dan pemalsuan dokumen.  Blatter dan Platini, yang dulunya adalah rekan dekat tetapi sekarang menjadi musuh bebuyutan, membantah melakukan kesalahan. Mereka mengatakan memiliki kesepakatan lisan atas pembayaran, yang terkait dengan pekerjaan konsultasi oleh Platini antara 1998 dan 2002.  Tiga hakim di Pengadilan Kriminal Federal di Bellinzona, akan mendengarkan kasus tersebut dalam persidangan yang berlangsung hingga 22 Juni. Putusan akan dijatuhkan pada 8 Juli. Jika terbukti bersalah, Platini dan Blatter menghadapi hukuman lima tahun penjara.  "Kasus ini kembali ke peristiwa tahun 2011. Ini hanyalah masalah administrasi, pembayaran gaji yang terutang," kata Blatter. "Masalah itu dinyatakan dengan benar sebagai pembayaran gaji, diperhitungkan dan disetujui oleh semua badan FIFA yang relevan,” tukasnya.  Platini mengatakan: "Saya mendekati sidang ini dengan tenang dan percaya diri. Saya yakin bahwa keadilan akan sepenuhnya saya terima setelah bertahun-tahun menghadapi tuduhan liar dan fitnah. Kami akan membuktikan di pengadilan bahwa saya bertindak dengan sangat jujur, bahwa pembayaran gaji yang tersisa adalah hak saya oleh FIFA dan sepenuhnya sah."   Komite Etik FIFA melarang Blatter dan Platini untuk berkecimpung di dunia sepak bola pada  2015, awalnya selama delapan tahun, meskipun sanksi tersebut kemudian dikurangi. Komite mengatakan transaksi, yang dilakukan ketika Blatter mencalonkan diri kembali, tidak transparan dan menimbulkan konflik kepentingan.  Ketika Blatter menyetujui pembayaran, dia berkampanye untuk pemilihan ulang melawan Mohamed bin Hammam dari Qatar. Platini, sebagai presiden asosiasi sepak bola Eropa UEFA, dipandang memiliki pengaruh terhadap anggota negara-negara Eropa yang dapat mempengaruhi pemungutan suara.  Kantor Kejaksaan Agung Swiss mengatakan penyelidikannya mengungkapkan bahwa Platini bekerja sebagai konsultan antara 1998-2002 dan bahwa kompensasi tahunan sebesar 300.000 franc Swiss telah disepakati secara kontrak.  Faktur Platini telah dibayar penuh tetapi mantan pemain internasional Prancis itu kemudian menuntut pembayaran gaji lebih lanjut sebesar dua juta franc, katanya.  Platini, yang menjadi kapten Prancis dalam meraih kemenangan di Kejuaraan Eropa 1984, terpaksa mundur dari UEFA pada 2016 setelah kalah banding atas larangannya. Dia juga kalah banding di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. [ah/rs]



Most Read

2024-11-05 14:02:46