Kamila Valieva, peseluncur andalan Rusia, akhirnya diizinkan berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin di Beijing setelah sebelumnya terlibat dalam dugaan kasus doping. Peseluncur Rusia Kamila Valieva hari Selasa (15/2) tampak melakukan pemanasan di atas es dan berlatih menjelang kompetisi program jangka pendek perempuan di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada malam hari. Valieva, yang berusia 15 tahun, bersama rekan satu timnya dari Rusia – Alexandra Trusova dan Anna Shcherbakova – adalah peseluncur yang paling dijagokan untuk meraih medali emas, dan mereka ingin menyapu seluruh kedudukan dalam kompetisi ini, yang pertama oleh sebuah negara, dalam kategori peseluncur perempuan. Valieva diizinkan bermain seluncur meskipun sempat dilarang karena gagal dalam tes narkoba yang dilakukan pada 25 Desember dan hasilnya baru keluar minggu lalu. Padahal sebelumnya ia menunjukkan dua penampilan brilian dalam kompetisi tim, yang membantu memenangkan medali emas untuk tim Rusia. Salah seorang pengacaranya mengatakan hasil tes positif narkoba itu berasal cangkir yang digunakan Valieva, yang diduga telah terkontaminasi obat jantung yang sebelumnya diminum kakeknya. Hal ini juga disampaikan mantan anggota Komite Olimpiade Internasional IOC Denis Oswald dan argumen itu menjadi pembahasan dalam sidang Pengadilan Arbitrase Olahraga Minggu malam (13/2). Pengadilan arbitrase itu pada hari Senin (14/2) memberi keputusan yang berpihak pada Valieva, sebagian karena ia masih di bawah umur – atau dikenal sebagai “orang yang dilindungi” – dan dikenai aturan yang berbeda dengan atlet-atlet dewasa. Ia diijinkan bertanding di nomor individu putri, meskipun dinyatakan positif menggunakan obat jantung trimetazidine. Valieva terlihat sangat kelelahan seusai sidang itu. Valieva, yang pada hari Senin juga berlatih dalam dua sesi, mengatakan pada Russia Channel One bahwa “hari-hari ini sangat sulit bagi saya, saya senang tetapi secara emosional saya lelah.” Tidak akan ada upacara penyerahan medali jika Valieva menjadi salah satu dari tiga peseluncur indah terbaik dalam Olimpiade ini karena Komite Olimpiade Internasional IOC khawatir ia masih dapat dilarang setelah ada hasil atas penyelidikan penuh kasus dugaan doping tersebut. Pengadilan Arbitrase Olahraga yang beranggotakan tiga orang hanya memutuskan apakah ia dapat meluncur di Olimpiade, tetapi tidak mempertimbangkan permasalahan pokok dalam kasus doping yang merupakan pelanggaran itu. Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, hari Senin (14/2) mengatakan kepada wartawan bahwa pihak Kremlin “bersama seluruh negara mendoakan Kamila agar memenangkan Olimpiade... Sementara terkait medali emas dalam kompetisi tim, kami berharap medali itu akan segera dianugerahkan kepadanya.” Warga Rusia menyampaikan rasa lega ketika Valieva akhirnya diizinkan bertanding dalam kompetisi seluncur indah itu di Beijing. “Tentu saja merupakan hal yang sangat menyedihkan seorang anak kecil harus menghadapi stress seberat itu. Ia baru 15 tahun dan ia sudah menjadi fokus skandal semacam itu. Saya gembira akhirnya semua selesai,” ujar Anastasia Smirnova pada Associated Press. Hal senada disampaikan Muscovite Kirill. “Saya kira negara-negara Barat teramat sangat memperhatikan Rusia sehinggga mulai mencari-cari alasan untuk hal sekecil apapun terkait doping.” Penyelidikan dugaan doping Vilaeva akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan dan jika kelak terbukti ia menggunakan doping, dan bukan sekadar menggunakan cangkir yang terkontaminasi obat jantung yang diminum kakeknya, maka Vilaeva kemungkinan akan kehilangan medali yang diraihnya saat ini. [em/jm]