Economy >> Voice of America


Di Tengah Sanksi Dunia, India Jajaki Transaksi Dagang "Rupee-Rubel" dengan Rusia


Link [2022-03-21 03:14:05]



India sedang mempertimbangkan untuk menetapkan mekanisme pembayaran dengan mata uang lokal yang memungkinkan pihaknya terus melanjutkan perdagangan dengan Rusia, yang telah dikenai sanksi-sanksi Barat karena menginvasi Ukraina. India tetap melanjutkan pembelian minyak mentah Rusia dengan harga diskon meskipun ada tekanan dari Amerika. Media-media lokal melaporkan Indian Oil Corp. yang dikelola pemerintah telah menyepakati perjanjian untuk membeli tiga juta barel minyak mentah Rusia. Meskipun belum secara resmi mengukuhkan kesepakatan itu, India telah membela keputusannya untuk mempertimbangkan pembelian minyak Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi awal pekan ini mengatakan kepada wartawan bahwa “sejumlah negara mengimpor energi dari Rusia, terutama di Eropa.” Ditambahkannya, India – yang mengimpor sebagian besar minyaknya – “selalu menjajaki semua kemungkinan di pasar energi global.” Sejumlah Negara Tetap Impor Energi Rusia Meskipun Amerika telah melarang impor minyak Rusia, beberapa negara Eropa – seperti Jerman yang bergantung pada impor energi Rusia – masih terus membelinya. India, importir minyak terbesar ketiga di dunia, hanya mengimpor sekitar 3% dari Rusia, tetapi minyak mentah Rusia yang murah dapat membantu melindungi ekonomi India dari melonjaknya harga minyak mentah internasional. Para pejabat India mengatakan pemerintah akan mempelajari dampak sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia, sambil merancang mekanisme pembayaran untuk menyelesaikan perdagangannya dengan Rusia. “Kami menunggu rincian untuk mengkaji dampak pertukaran ekonomi kami dengan Rusia,” ujar Bagchi. Mengingat sanksi-sanksi telah membatasi kemampuan Rusia melakukan bisnis dalam mata uang utama, seperti dolar atau euro, maka sebuah badan bisnis India telah meminta pemerintah untuk membentuk mekanisme "rupee-rubel" guna memfasilitasi perdagangan. Dirjen Federal Organisasi Ekspor India Ajay Sahai mengatakan, “Kami telah mengusulkan agar dalam situasi tertentu, perdagangan mata uang lokal dapat dieksplorasi. Ini adalah salah satu opsi yang masuk akal, yang ada di atas meja.” Eksportir India mengatakan pembayaran sekitar 500 juta dolar terhenti karena pembeli Rusia tidak dapat membayar dalam valuta asing. Seorang pejabat India yang menolak disebut namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sedang diupayakan untuk membentuk mekanisme perdagangan "rupee-rubel" guna membayar minyak dan barang-barang lain. Perdagangan mata uang lokal dapat terjadi antara bank-bank Rusia dan perusahaan-perusahaan yang memiliki rekening di bank-bank milik pemerintah India. Mekanisme "Rupee-Rubel" Bukan Hal Baru Pertimbangan untuk menjalankan mekanisme ini bukan yang pertama. India dan bekas Uni Soviet itu pernah memiliki rencana pertukaran "rupee-rubel" selama Perang Dingin untuk memotong dolar Amerika. India juga telah menggunakan program serupa dengan Iran, yang juga dikenai sanksi Barat karena rencana pengembangan program senjata nuklir. India telah mengambil sikap netral terhadap invasi Rusia, dengan menyerukan gencatan senjata dan diplomasi untuk menyelesaikan krisis ini, tetapi tidak mengutuk Rusia – yang memang sudah memiliki hubungan lama dengannya. Gedung Putih: Tiap Negara Punya Alasan Ekonomi Berbeda Ketika ditanya apakah Amerika akan mendesak India untuk membatasi pembelian minyak dari Rusia, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki hari Jumat (18/3) mengatakan Washington telah berhubungan dengan para pemimpin India, tetapi ia menambahkan “negara-negara memiliki alasan ekonomi yang berbeda,” termasuk yang ada di Eropa. “Tetapi apa yang kami proyeksikan atau sampaikan kepada pemimpin mana pun di seluruh dunia adalah dunia – seluruh dunia – setelah mengawasi di mana kita akan berdiri terkait dengan konflik ini. Apakah memberi dukungan atau tidak bagi Rusia dalam bentuk apapun ketika mereka secara tidah sah menginvasi Ukraina,” tambahnya kepada wartawan. Namun demikian, India tidak menunjukkan indikasi akan mengurangi perdagangan atau hubungan strategis dengan Rusia. Rusia memasok 70% senjata ke India, yang menjadi sangat penting bagi negara itu ketika menghadapi pasukan China di sepanjang perbatasan Himalaya. Ketika Putin berkunjung ke New Delhi tiga bulan lalu, kedua negara berjanji akan meningkatkan perdagangan dalam sektor pertahanan dan energi. [em/lt]



Most Read

2024-11-05 18:34:02