Presiden Joe Biden Jumat (11/3) akan mengumumkan bahwa Amerika bersama Uni Eropa dan negara-negara Kelompok Tujuh akan memulai proses untuk mencabut status perdagangan Rusia sebagai "negara yang paling disukai" karena invasinya ke Ukraina. Sumber yang mengetahui masalah itu, tetapi tidak mau disebut namanya, menyampaikan informasi tersebut. Status Negara Favorit (MFN) adalah posisi ekonomi di mana sebuah negara menikmati periode perdagangan terbaik dengan mitranya. Mencoret Rusia dari status negara favoritnya membuka jalan bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengenakan tarif pada berbagai barang Rusia, yang akan meningkatkan tekanan pada ekonomi negara tersebut yang kini sudah menuju resesi. Langkah Biden itu diambil sementara tekanan bipartisan meningkat di Washington untuk mencabut apa yang secara resmi dikenal sebagai "hubungan perdagangan normal yang permanen" dengan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Amerika dan sekutunya untuk mengambil tindakan terhadap Rusia dalam sambutannya kepada Kongres pada akhir pekan. Itu terjadi beberapa hari setelah Biden melarang impor produk minyak dan gas Rusia. Biden, setelah upaya kongres yang awalnya berjalan lambat untuk mengambil tindakan perdagangan terhadap Rusia, siap melakukan upaya anggota Kongres itu pada Jumat. Gedung Putih mengatakan Biden akan berbicara Jumat pagi untuk mengumumkan "tindakan untuk terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan tanpa alasan dan tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina." Kanada adalah sekutu utama pertama Amerika yang menghapus status Rusia sebagai negara yang paling disukai, pekan lalu. Langkah Biden ini pertama kali dilaporkan kantor berita Bloomberg News. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan akan mengumumkan gencatan senjata pada Jumat (11/3) dan membuka koridor kemanusiaan dari Mariupol serta Kyiv, Sumy, Kharkiv, Mariupol dan Chernihiv, meskipun gencatan senjata sebelumnya telah gagal. Sekitar 222.000 orang telah dievakuasi ke Rusia dari Ukraina dan dua wilayah pemberontak yang didukung Rusia, kata kantor berita TASS pada Jumat (11/3), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya. Gambar satelit menunjukkan rombongan pasukan militer Rusia yang mengancam Ibu Kota Kyiv dari utara telah menyebar ke posisi baru, kata perusahaan swasta AS Maxar Technologies. Hal itu ditengarai sebagai persiapan Rusia untuk menyerang Ibu Kota. Pada Jumat (11/3), tiga serangan udara di kota Dnipro, Ukraina tengah, menewaskan sedikitnya satu orang, kata layanan darurat negara. Serangan itu terjadi dekat dengan taman kanak-kanak dan sebuah gedung apartemen. Pasukan Rusia melancarkan serangan jarak jauh berpresisi tinggi terhadap dua lapangan udara militer di Kota Lutsk dan Ivano-Frankivsk Ukraina dan membuat mereka tidak beraksi, kantor berita Rusia mengutip juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov pada Jumat (11/3). Dia juga mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan 3.213 instalasi militer Ukraina sejak pengerahan pasukan yang Rusia sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina adalah serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang mereka sebut sebagai neo-Nazi. Ukraina dan sekutu Barat menyebut hal ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang pilihan yang telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. Tekanan Ekonomi Mencoret status "Hubungan Perdagangan Normal Permanen" Rusia dengan Amerika Serikat akan secara signifikan meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Senat AS memilih pada Kamis (10/3) menyetujui undang-undang yang mengalokasikan $13,6 miliar untuk membantu Ukraina membiayai amunisi dan perlengkapan militer lainnya, serta dukungan kemanusiaan. Presiden AS Joe Biden pada Selasa memberlakukan larangan langsung pada impor minyak dan energi Rusia. Uni Eropa tidak akan menjatuhkan sanksi terhadap komoditi gas atau minyak Rusia, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan dalam sebuah unggahan video di halaman Facebook-nya pada Jumat (11/3), di tengah pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di Prancis. Setelah tiga minggu berperang, Rusia gagal mencapai tujuannya untuk melucuti senjata militer Ukraina dan menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis, tetapi telah menyebabkan ribuan kematian dan memaksa lebih dari 2 juta orang meninggalkan negara itu. Putin pada Kamis (10/3) mengakui ada "masalah dan kesulitan" di Ukraina tetapi mengatakan Rusia akan muncul lebih kuat dari perang tersebut. [ah/rs] [ka/ab]