Brazil mencatat angka deforestasi tertinggi yang pernah ada di hutan hujan Amazon pada Januari, menurut data pemerintah pada Jumat (11/2). Kenaikan tersebut terjadi karena terus memburuknya angka perusakan hutan meskipun pemerintah baru-baru ini berjanji untuk mengendalikannya. Total luas wilayah deforestasi di Amazon mencapai total 430 kilometer persegi pada Januari lalu, lima kali lebih tinggi dari Januari 2021, menurut data satelit awal dari badan penelitian luar angkasa pemerintah Inpe. Angka tersebut tertinggi sejak pendataan dimulai pada 2015/2016, dan luasnya bahkan lebih dari tujuh kali ukuran Manhattan. Peneliti lingkungan mengatakan mereka tidak terkejut melihat kehancuran masih meningkat, mengingat melemahnya perlindungan lingkungan oleh Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro. Sedikitnya rasa takut pada hukuman terkait perusakan hutan, para spekulan malah semakin merajalela membabat hutan, yang tergolong dalam perampasan tanah ilegal, untuk kepentingan peternakan kata Britaldo Soares Filho, peneliti model lingkungan di Universitas Federal Minas Gerais. Tingginya harga daging sapi, kedelai, dan komoditas lainnya juga mendorong permintaan lahan murah. Pelestarian Amazon, hutan hujan terbesar di dunia, sangat penting untuk mengendalikan perubahan iklim karena banyaknya gas rumah kaca yang diserap oleh pepohonan. Bolsonaro telah lama berargumen untuk lebih banyak pertanian dan pertambangan komersial di Amazon untuk membantu mengangkat kawasan itu keluar dari kemiskinan. Menghadapi tekanan internasional dari Amerika Serikat dan Eropa, Brazil pada tahun lalu berjanji untuk mengakhiri deforestasi ilegal pada 2028 dan menandatangani pakta global untuk menghentikan semua perusakan hutan pada 2030. Segera setelah komitmen tersebut, Inpe merilis data yang menunjukkan bahwa deforestasi pada 2021 di Amazon, Brazil, mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun. Data awal Januari menunjukkan kerusakan terus meningkat. [ah]