Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Taiwan Plus beberapa hari yang lalu, Menlu Joseph Wu memaparkan beberapa isu, seperti hubungan Taiwan-Eropa, ancaman Tiongkok terhadap Taiwan, invasi Rusia terhadap Ukraina, dan pentingnya hubungan dengan negara-negara sahabat diplomatik. Bagian pertama dari wawancara ini telah dipublikasikan pada tanggal 12 April kemarin, dan bagian kedua akan dipublikasikan pada akhir bulan April. Mengenai kunjungan perdana anggota Parlemen Swedia dan Eropa ke Taiwan, Menlu Joseph Wu menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir hubungan Taiwan dan Eropa semakin berkembang. Tahun lalu Parlemen Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah meloloskan laporan “Hubungan Politik dan Kerja Sama EU-Taiwan” (EU-Taiwan Political Relations and Cooperation), yang menandakan bahwa hubungan persahabatan antara kedua belah pihak telah memasuki babak baru. Selain itu, Parlemen Prancis, Irlandia, Denmark, Italia dan negara-negara lainnya juga telah meloloskan resolusi dukungan untuk Taiwan. Dalam enam bulan terakhir, Parlemen Eropa, Prancis, tiga negara Laut Baltik, dan Swedia juga telah mengutus delegasi untuk berkunjung ke Taiwan. Hal tersebut memperlihatkan Eropa semakin menaruh perhatian terhadap posisi Taiwan, dan telah mengambil langkah konkret untuk menunjukkan dukungan terhadap Taiwan. Menlu Joseph Wu menjelaskan peningkatan hubungan antara Uni Eropa dengan Taiwan didasari oleh nilai-nilai demokrasi, kebebasan dan hak asasi manusia yang dijunjung bersama. Diplomasi preman yang dilakukan Tiongkok telah membuat negara-negara anggota Uni Eropa melihat dan menyadari terjadinya ekspansi otoritarianisme. Tahun lalu pesawat militer Tiongkok telah memasuki wilayah ADIZ Taiwan tanpa izin sebanyak lebih dari 1.000 kali, serta terus-menerus melancarkan serangan disinformasi, perang hibrida, dan serangan siber terhadap Taiwan. Beberapa hari yang lalu, Pemerintahan Presiden Biden telah mengumumkan penjualan senjata ketiga kepada Taiwan, agar Taiwan dapat memperoleh fasilitas pertahanan dengan segera. Hal tersebut juga memperlihatkan perhatian besar Amerika Serikat terhadap kebutuhan Taiwan di bidang pertahanan nasional. Mengenai invasi Rusia terhadap Ukraina, Menlu Joseh Wu menjelaskan Ukraina dapat bertahan melawan Rusia karena tekad yang sangat kuat dari seluruh masyarakat untuk melindungi tanah air, serta memanfaatkan kemampuan perang asimetris yang terintegrasi dengan kemampuan pertahanan masyarakat. Selain mempelajari pengalaman Ukraina untuk terus mengembangkan kemampuan perang asimetris, Taiwan juga meningkatkan kemampuan pertahanan seluruh masyarakat, dan bersama negara-negara sehaluan melawan agresi otoritarianisme. Menlu Joseph Wu menyampaikan hubungan dengan negara-negara sahabat diplomatik adalah sesuatu yang sangat penting bagi Taiwan. Pertama, negara-negara sahabat diplomatik mengakui Taiwan sebagai bagian dari komunitas internasional. Kedua, mereka juga membantu Taiwan untuk berpartisipasi dalam urusan internasional, dan terus menyuarakan aspirasi 23,5 juta masyarakat Taiwan dalam panggung internasional, seperti PBB, WHO, ICAO, UNFCCC, dan lain-lain. Selain itu, Taiwan juga terus berupaya untuk menerapkan keberhasilan “Model Taiwan” dalam kerja sama dengan negara-negara sahabat diplomatik, seperti di bidang pertanian, medis, pendidikan dan pelatihan SDM profesional.