Pada tanggal 13 Februari 2022, salah satu kandidat pemilihan Presiden Prancis dari Partai Komunis Prancis (PCF), Fabien Roussel, melalui sebuah acara di stasiun televisi France 5 melontarkan pernyataan, “Taiwan adalah bagian dari Tiongkok”, “Taiwan seharusnya menganut Satu Negara Dua Sistem seperti Hong Kong”. Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyesalkan dan tidak menerima pernyataan berisi kekeliruan kognitif yang sangat serius tersebut. MOFA kembali menegaskan bahwa Taiwan bukan bagian dari Republik Rakyat Tiongkok, kedua belah pihak tidak saling berafiliasi. Partai Komunis Tiongkok tidak pernah satu hari pun memiliki kekuasaan atas Taiwan, dan tidak memiliki wewenang untuk mewakili masyarakat Taiwan secara internasional. Ini adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri dan merupakan status quo. Hanya pemerintah yang dipilih oleh masyarakat Taiwanlah yang memiliki wewenang untuk mewakili masyarakat Taiwan secara internasional. Setelah melihat penghancuran kebebasan dan hak asasi manusia oleh pemerintahan Partai Komunis Tiongkok di Hong Kong, negara-negara demokrasi mendeklarasikan bahwa Satu Negara Dua Sistem sudah “bangkrut” (tidak memiliki arti lagi). Pernyataan Partai Komunis Prancis yang hanya menggemakan ekspansi otoritarianisme Partai Komunis Tiongkok adalah pernyataan yang tidak bisa diterima oleh masyarakat Taiwan yang menjunjung demokrasi dan kebebasan.