Meski Hadapi Ancaman Tiongkok, Jerusalem Post Tetap Publikasikan Wawancara Eksklusif dengan Menlu Joseph Wu
Link [2022-06-01 15:16:22]
Pada tanggal 30 Mei 2022 dalam wawancara eksklusif secara virtual dengan jurnalis Jerusalem Post, Menlu Joseph Wu memaparkan hubungan Taiwan-Israel, hal-hal yang dapat dipelajari dari invasi Rusia terhadap Ukraina, ekspansi otoritarianisme, dan isu-isu penting lainnya. Hasil wawancara telah dipublikasikan dalam situs Jerusalam Post pada tanggal 30 Mei, meskipun menerima ancaman dan intimidasi dari Kedutaan Besar Tiongkok, yang meminta agar artikel laporan tersebut ditarik. Jerusalem Post juga telah menerbitkan artikel tersebut melalui surat kabar pada tanggal 31 Mei. Ancaman militer Tiongkok terhadap Taiwan semakin meningkat dari hari ke hari, dan Tiongkok juga terus-menerus melancarkan serangan siber, perang kognitif, dan taktik “zona abu-abu”. Menlu Joseph Wu menegaskan ekspansi otoritarianisme Tiongkok meluas ke Laut Timur, Laut Selatan, dan kawasan Pasifik, sedangkan invasi Rusia terhadap Ukraina adalah ekspansi otoritarianisme ke Eropa Timur. Dari hal-hal ini dapat terlihat Tiongkok dan Rusia sedang mempererat kerja sama, berupaya untuk mengontrol wilayah-wilayah yang belum tersentuh. Taiwan berada di garis terdepan dalam melawan otoritarianisme Tiongkok, dan untuk merespons ekspansi otoritarianisme Tiongkok, Taiwan terus meningkatkan kemampuan pertahanan. Taiwan dan Tiongkok terus memantau perkembangan situasi perang di Ukraina. Pelajaran apa pun yang dipetik oleh Tiongkok dari invasi Rusia tersebut, Tiongkok sebaiknya tidak mengabaikan tekad dan kemampuan pertahanan Taiwan. Taiwan dan Israel sama-sama menjunjung nilai-nilai kebebasan dan demokrasi, dan merupakan mitra yang bersama-sama melindungi hak asasi manusia. Kemampuan pertahanan yang dimiliki Israel, dan pertahanan nasional yang dilakukan oleh seluruh masyarakat sangat perlu dipelajari oleh Taiwan. Meskipun Taiwan dan Israel belum memiliki hubungan diplomatik resmi, tetapi kedua belah pihak telah menandatangani perjanjian kerja sama di berbagai bidang, termasuk penelitian dan pengembangan industri, pelestarian lingkungan, perjanjian bebas visa, kerja sama UKM, pengakuan SIM, kerja sama pertanian, kerja sama sukarelawan, dan lain-lain. Negara otoritarianisme sangat sering memanfaatkan hubungan perdagangan sebagai senjata. Hal ini sangat jelas terlihat dari intimidasi ekonomi yang dilakukan Tiongkok terhadap Lithuania, Ceko, Australia dan Taiwan, yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan kebijakan berbagai negara. Menlu Joseph Wu menyampaikan dalam ranah diplomatik ada ungkapan yang menyebutkan “Apabila Anda membuat Tiongkok marah, hal tersebut menandakan Anda telah melakukan sesuatu yang benar”. Menlu Joseph Wu ingin mengingatkan negara-negara demokrasi untuk tidak mengorbankan keamanan nasional demi keuntungan perdagangan. Tiongkok sedang menghadapi masalah perlambatan ekonomi, negara-negara sehaluan harus semakin meningkatkan kerja sama, dan memperluas hubungan kemitraan di bidang perdagangan.