Sekretaris Jenderal European External Action Service (EEAS), Stefano Sannino, dan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Wendy Sherman, pada tanggal 21-22 April 2022 berpartisipasi dalam “Dialog Tingkat Tinggi Uni Eropa-AS ke-3 mengenai Tiongkok”, “Rapat Konsultasi Tingkat Tinggi Indo-Pasifik ke-2”, dan “Dialog Tingkat Tinggi Keamanan dan Pertahanan Perdana” di Brussels. Seusai pertemuan, kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, serta mendukung penyelesaian secara damai atas konflik lintas selat, dan menolak segala bentuk tindakan sepihak yang dapat merusak status quo di Selat Taiwan. Uni Eropa dan Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan terhadap “intimidasi ekonomi” yang dilakukan Tiongkok, dan menyatakan dukungan untuk negara-negara yang mengalami intimidasi tersebut. Setelah menyatakan keprihatinan dan perhatian besar terhadap isu Selat Taiwan dalam Pertemuan Tingkat Tinggi AS-Uni Eropa dan Pertemuan Tingkat Tinggi G7 tahun lalu, dalam pertemuan kali ini AS dan Uni Eropa kembali menegaskan perhatiannya terhadap perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan telah menjadi konsensus negara-negara dalam komunitas demokrasi. Di tengah invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, serta tantangan terhadap tatanan internasional yang dilancarkan oleh negara otoritarianisme, Amerika Serikat dan mitra-mitra demokrasi lainnya terus menyatakan perhatian terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan Indo-Pasifik, serta memperlihatkan tekad untuk bekerja sama dengan Taiwan dan negara-negara sehaluan, untuk melindungi tatanan internasional berdasarkan aturan dan mempertahankan demokrasi, kebebasan dan hak asasi manusia. Sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik yang menjunjung nilai-nilai demokrasi, Taiwan akan secara aktif berpartisipasi dalam urusan internasional, memperkuat ketahanan demokrasi bersama mitra-mitra sehaluan, serta melindungi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik, demi melawan ancaman otoritarianisme.